Digital Wellbeing 2025: Cara Sehat Mengatur Waktu Layar & Teknologi
Fajar - Wednesday, 24 September 2025 | 07:30 AM


Gudnus - Teknologi semakin melekat pada kehidupan sehari-hari. Dari pekerjaan, hiburan, hingga komunikasi, hampir semua aktivitas melibatkan layar. Di tahun 2025, tantangan terbesar bukan lagi akses teknologi, melainkan bagaimana menjaga keseimbangan agar tidak terjebak dalam overload digital. Konsep digital wellbeing hadir sebagai solusi. Bukan berarti menjauh dari teknologi, melainkan menggunakan perangkat digital secara sehat dan sadar.
Dampak Screen Time Berlebihan
Paparan layar berjam-jam dapat membawa konsekuensi nyata:
- Kesehatan fisik: mata lelah, sakit punggung, dan kualitas tidur menurun.
- Kesehatan mental: stres, kecemasan, hingga adiksi media sosial.
- Produktivitas: fokus menurun akibat notifikasi berlebihan.
Mengenal Fitur Digital Wellbeing di Perangkat Modern
Perusahaan teknologi kini menyertakan fitur yang membantu pengguna mengontrol screen time.
- App timer: membatasi penggunaan aplikasi tertentu per hari.
- Focus mode: menonaktifkan notifikasi saat bekerja.
- Bedtime mode: mengatur cahaya layar lebih redup untuk tidur lebih nyenyak.
- AI reminder: memberi peringatan saat penggunaan perangkat terlalu lama.
Strategi Mengatur Waktu Layar
- Buat jadwal digital: tentukan jam khusus untuk bekerja, hiburan, dan istirahat.
- Gunakan metode 20-20-20: setiap 20 menit menatap layar, alihkan pandangan ke objek 20 kaki jauhnya selama 20 detik.
- Prioritaskan aktivitas offline: olahraga, membaca buku fisik, atau interaksi langsung.
- Nonaktifkan notifikasi tidak penting: kurangi distraksi agar waktu layar lebih produktif.
- Gunakan perangkat wearable: smartwatch atau smart band bisa memberi pengingat untuk istirahat.
Digital Detox: Rehat dari Layar
Digital detox semakin populer di 2025. Caranya tidak harus ekstrem, cukup dengan langkah sederhana:
- Tidak menggunakan gadget 1–2 jam sebelum tidur.
- Sediakan satu hari dalam seminggu tanpa media sosial.
- Liburan singkat tanpa membawa laptop atau gadget kerja.
Peran AI dalam Mendukung Digital Wellbeing
Kecerdasan buatan justru bisa membantu menjaga keseimbangan:
- AI screen tracker: menganalisis kebiasaan penggunaan perangkat.
- Smart suggestion: memberi rekomendasi waktu istirahat atau aktivitas alternatif.
- Health monitoring: mendeteksi tanda kelelahan fisik maupun mental.
Membangun Hubungan Sehat dengan Teknologi
Digital wellbeing bukan soal membatasi, tapi tentang membangun kebiasaan sehat.
- Gunakan teknologi sebagai alat, bukan pengganti interaksi sosial.
- Kembangkan mindful tech use, yaitu menggunakan perangkat dengan tujuan jelas.
- Edukasi keluarga & anak: ajarkan batasan penggunaan gadget sejak dini.
Tren Digital Wellbeing di 2025
- Kacamata anti-screen fatigue: khusus untuk pekerja digital.
- Aplikasi mindfulness berbasis AI: membantu meditasi singkat di sela kesibukan.
- Wearable untuk keseimbangan hidup: smartwatch dengan fitur relaksasi otomatis.
- Coworking space bebas notifikasi: ruang kerja dengan aturan khusus untuk meminimalisir distraksi.
Next News

Biar Gak Burnout Terus: 12 Panduan Merawat Diri untuk Mental yang Lebih Kuat
2 days ago

Psikolog Mahal? Atasi Stres Tanpa Bikin Dompet Nangis
3 days ago

Mengapa Dongeng Penting? Cara Anak Belajar & Tumbuh Peka
8 days ago

Mengapa Mikroba Selalu Selangkah di Depan Kita?
12 days ago

Mengenal Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2: Gejala, Penyebab, dan Cara Penanganannya
18 days ago

Makanan yang Membantu Menurunkan Gula Darah Secara Alami: Pilihan Sehat untuk Stabilitas Energi
18 days ago

Tips Memilih Faskes yang Nyaman untuk Keluarga: Panduan Aman, Nyaman, dan Sesuai Kebutuhan
18 days ago

Cara Pindah Faskes BPJS Secara Online: Panduan Mudah dan Resmi untuk Peserta JKN
18 days ago

Fakta dan Mitos Seputar Diabetes: Memahami Realita untuk Mencegah Risiko
20 days ago

Makanan yang Harus Dihindari untuk Mengontrol Gula Darah: Panduan Sehat untuk Hidup Lebih Stabil
21 days ago




