Lincahnya Tupai Merah: Mengenal Fakta di Balik Gerakannya
Fajar - Tuesday, 09 September 2025 | 01:00 PM


Gudnus - Siapa sih yang gak kenal tupai? Hewan kecil lincah yang sering kita lihat melompat-lompat di pohon, entah itu di taman kota atau hutan belantara. Gerakannya yang cekatan dan tingkahnya yang kadang bikin gemes memang selalu berhasil mencuri perhatian. Tapi, kita seringkali cuma tahu sebatas "oh, itu tupai". Padahal, di balik kegesitannya, ada banyak cerita dan fakta menarik yang belum banyak orang tahu, terutama tentang salah satu spesies yang karismatik ini: Tupai Merah Eurasian (Sciurus vulgaris).
Bukan tupai biasa yang suka nongkrong di taman kota doang, lho. Tupai Merah Eurasian ini punya aura yang beda. Bayangin aja, bulu merah kecoklatannya yang kadang terang, kadang agak gelap, dengan perut putih bersih. Ditambah lagi, ekornya yang lebat bukan main, persis kayak sikat botol yang bergerak bebas di udara saat dia melompat dari satu dahan ke dahan lain. Dan yang paling bikin khas (dan menurutku ini poin plus yang bikin dia makin cakep), di musim dingin, telinganya akan ditumbuhi jumbai bulu panjang yang bikin penampilannya makin berwibawa sekaligus imut. Pokoknya, paket komplit deh!
Si Akrobat Hutan dengan Segudang Kejutan
Hidup Tupai Merah Eurasian ini gak ada matinye, alias aktif banget. Mereka itu tipikal makhluk diurnal, yang artinya paling aktif di siang hari. Begitu matahari muncul, mereka sudah siap sedia untuk memulai petualangan hari itu. Dari sarangnya yang nyaman di cekungan pohon atau "drey" (sarang yang terbuat dari ranting, daun, dan lumut), mereka akan langsung loncat, memanjat, dan berlari di antara pepohonan seolah gravitasi itu cuma mitos. Bikin kita mikir, kok bisa ya secepat dan selincah itu?
Soal makanan, Tupai Merah Eurasian ini ibarat chef yang selalu mencari bahan-bahan segar. Menu favoritnya tentu saja kacang-kacangan dan biji-bijian, terutama dari pohon pinus. Tapi jangan salah, mereka juga suka jamur, beri-berian, tunas pohon, bahkan kadang serangga dan telur burung. Omnivora sejati, deh! Kebiasaan mereka yang paling ikonik adalah menyimpan makanan. Mereka akan mengubur atau menyembunyikan persediaan makanan di berbagai tempat untuk cadangan di musim dingin. Lucunya, mereka ini sering lupa di mana mereka menyembunyikannya. Nah, kelupaan ini justru punya dampak positif buat lingkungan. Benih-benih yang lupa diambil itu seringkali tumbuh jadi pohon baru. Jadi, secara gak langsung, mereka itu pahlawan tanpa tanda jasa dalam proses regenerasi hutan. Si jenius yang pelupa, tapi bermanfaat!
Rumah impian Tupai Merah Eurasian ini adalah hutan konifer, campuran, atau gugur yang lebat, tersebar di seluruh Eropa dan sebagian besar Asia Utara. Mereka itu arboreal banget, alias sangat betah hidup di pohon. Pohon-pohon tinggi bukan cuma jadi tempat mencari makan, tapi juga jadi benteng pertahanan dari predator macam burung hantu, elang, atau musang. Mereka juga membangun beberapa sarang di area jelajahnya, jadi kalau ada bahaya di satu sarang, ada "rumah aman" lain buat ngumpet.
Dilema Hutan dan Persaingan Ketat
Meski terlihat tangguh dan lincah, Tupai Merah Eurasian juga punya PR (pekerjaan rumah) besar dalam hal kelangsungan hidupnya. Salah satu ancaman paling nyata adalah hilangnya habitat. Hutan-hutan yang jadi rumah mereka terus menyusut akibat penebangan liar, pembangunan, atau konversi lahan. Ini artinya, semakin sedikit pohon, semakin sedikit juga tempat mereka bisa hidup dan mencari makan. Udah gitu, perubahan iklim juga ikut memperkeruh suasana, mempengaruhi ketersediaan makanan dan pola reproduksi mereka.
Tapi, ada satu drama persaingan alam yang bikin nasib Tupai Merah Eurasian di beberapa wilayah, terutama Inggris, jadi makin pilu. Mereka harus bersaing ketat dengan pendatang baru, yaitu Tupai Abu-abu (Sciurus carolinensis) dari Amerika Utara. Ini bukan cuma soal beda warna bulu, tapi lebih ke pertarungan untuk bertahan hidup. Tupai Abu-abu ini punya beberapa keunggulan: tubuhnya lebih besar, lebih adaptif terhadap berbagai jenis makanan, dan yang paling krusial, mereka kebal terhadap virus parapox tupai, penyakit yang sangat mematikan bagi Tupai Merah Eurasian.
Kebayang kan? Udah diserang dari sisi habitat, sekarang harus berhadapan dengan "musuh" yang lebih kuat dan tahan banting. Gak heran kalau populasi Tupai Merah Eurasian di Inggris jadi menyusut drastis. Fenomena ini, menurutku, adalah pengingat pahit tentang dampak intervensi manusia dan bagaimana satu spesies invasif bisa mengubah ekosistem secara fundamental. Bukan berarti Tupai Abu-abu itu jahat, tapi memang dari sananya mereka lebih unggul dalam persaingan sumber daya.
Kenapa Kita Harus Peduli?
Mungkin ada yang mikir, "alah, cuma tupai doang". Eits, jangan salah! Keberadaan Tupai Merah Eurasian itu lebih dari sekadar hewan lucu yang bikin kita senyum. Mereka adalah bagian integral dari ekosistem hutan. Sebagai penyebar benih alami, mereka punya peran krusial dalam pertumbuhan dan regenerasi pohon. Bayangkan saja berapa banyak pohon yang tumbuh berkat kelupaan mereka saat menyembunyikan kacang? Tanpa mereka, hutan kita mungkin gak sehijau dan seberagam sekarang.
Selain itu, mereka juga indikator kesehatan lingkungan. Jika populasi Tupai Merah Eurasian menurun, itu bisa jadi sinyal bahaya bahwa ada sesuatu yang tidak beres di ekosistem tersebut. Kehadiran mereka itu kayak sinyal: 'hey, lingkungan sini masih oke lho!'. Aku pribadi sering mikir, kalau kita masih bisa melihat tupai-tupai lincah ini berkeliaran bebas, itu artinya masih ada harapan untuk lingkungan kita.
Maka dari itu, menjaga kelangsungan hidup Tupai Merah Eurasian ini adalah tanggung jawab kita bersama. Ini bukan cuma soal melestarikan satu spesies, tapi juga menjaga keseimbangan alam secara keseluruhan. Mungkin kita gak bisa langsung terjun ke hutan Eropa buat nolongin mereka, tapi kita bisa mulai dari hal kecil. Mendukung kampanye konservasi, mengurangi jejak karbon, tidak merusak hutan, atau bahkan sekadar menyebarkan informasi tentang pentingnya mereka, itu sudah berarti banyak.
Jadi, setiap kali melihat tupai melompat, jangan cuma lewat begitu saja. Ambil waktu sebentar untuk mengagumi kegesitan dan keindahannya. Ingatlah Tupai Merah Eurasian, si akrobat hutan yang punya kisah perjuangan yang gak kalah seru dari film-film Hollywood. Mari kita jaga rumah mereka, ya, agar generasi mendatang juga bisa ikut merasakan pesona si gesit berbulu merah ini!
Next News

Kesempatan Emas di Depan Mata! PLN Buka Rekrutmen Besar-besaran, Saatnya Jadi Bagian dari Jantung Energi Indonesia!
6 days ago

2 Oktober: Dari Batik Nasional hingga Hari Tanpa Kekerasan Dunia
5 days ago

Kopi Nusantara dan Identitas Budaya Indonesia di Hari Kopi Internasional
6 days ago

Cuaca, Kesehatan, dan Gaya Hidup di Musim Kemarau & Peralihan Musim di Indonesia
22 days ago

Siap-siap! Ini Alasan Kemarau di Indonesia Dingin
a month ago

Bukan Disney: Pacific Park, Surga Instagram di California!
a month ago

Katmai National Park: Jantung Kehidupan Grizzly
a month ago

Saatnya Gaspol Akhir Pekan di Bandung: Ini Dia Rekomendasi Anti-Nyeselnya!
a month ago

Petualangan Rasa Kopi Indonesia: Pahit, Manis, Nagih!
a month ago

Skateboard Aman: Cara Nikmati Trik Tanpa Takut Cedera Serius
a month ago