Technology

BBM: Jejak Aplikasi Chat yang Pernah Menguasai Dunia

Fajar - Tuesday, 14 October 2025 | 07:05 PM

Background
BBM: Jejak Aplikasi Chat yang Pernah Menguasai Dunia

Gudnus - Sebelum emoji dan sticker merajai percakapan digital, ada satu bunyi notifikasi yang legendaris: “PING!!!” Ya, itulah suara khas dari BlackBerry Messenger (BBM) — aplikasi pesan instan yang pernah menguasai dunia dan menjadi simbol eksklusivitas di era 2000-an.

Awal Mula BBM: Inovasi Eksklusif untuk Pengguna BlackBerry

BBM pertama kali dirilis pada tahun 2005 oleh Research In Motion (RIM), perusahaan asal Kanada di balik BlackBerry. Fitur utamanya sederhana tapi revolusioner: pesan instan real-time dengan status “D” (delivered) dan “R” (read) — sesuatu yang belum dimiliki aplikasi lain pada masa itu.

Tak hanya itu, BBM menggunakan sistem PIN unik untuk setiap perangkat. Artinya, hanya sesama pengguna BlackBerry yang bisa saling menambahkan kontak. Inilah yang kemudian melahirkan fenomena populer: “Add PIN dong!”

Simbol Gengsi dan Komunitas Eksklusif

Memiliki BBM dulu bukan hanya soal komunikasi, tapi juga status sosial. Di kantor, di kampus, bahkan di tongkrongan, punya BlackBerry artinya kamu bagian dari lingkaran “profesional” atau “gaul digital”.

BBM juga menjadi sarana promosi awal bagi banyak pebisnis kecil di Indonesia. Sebelum Instagram atau Shopee muncul, banyak toko online rumahan beroperasi lewat Broadcast Message dan Display Picture Promo.

Fenomena ini membuat Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar BlackBerry di dunia. Pada 2011, diperkirakan ada lebih dari 6 juta pengguna aktif BBM hanya di Indonesia.

Masa Keemasan: Saat Semua Orang Punya PIN

Sekitar tahun 2010–2013, BBM mencapai masa puncaknya. Aplikasi ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari: dari urusan pekerjaan hingga percakapan personal.

Fitur-fitur seperti Group Chat, Status Updates, dan Display Picture (DP) memberi ruang ekspresi unik bagi pengguna. Tak heran jika BBM menjadi pionir sebelum munculnya tren media sosial berbasis pesan seperti WhatsApp dan Line.

Kejatuhan: Saat Dunia Berpindah ke Android dan iOS

Sayangnya, dominasi BBM tak bertahan lama. Ketika iPhone dan Android mulai naik daun, BlackBerry terlambat beradaptasi.

Meski pada 2013 BBM akhirnya dirilis untuk Android dan iOS, banyak pengguna sudah berpindah ke WhatsApp dan Telegram. Mereka menawarkan fitur serupa dengan kemudahan lintas platform tanpa harus punya PIN atau perangkat khusus.

BBM pun kehilangan basis penggunanya secara perlahan. Pada tahun 2019, layanan BBM resmi ditutup untuk publik, menandai berakhirnya salah satu era paling bersejarah di dunia komunikasi digital.

Versi Enterprise: BBM Masih Ada, Tapi untuk Bisnis

Meski versi publik BBM ditutup, sebenarnya BBM Enterprise (BBMe) masih aktif hingga kini. Namun, versi ini difokuskan untuk perusahaan dan organisasi yang membutuhkan sistem komunikasi terenkripsi tingkat tinggi.

Dengan begitu, BBM tidak benar-benar mati, hanya berubah bentuk — tetap setia pada akar BlackBerry yang berfokus pada keamanan dan privasi.

BBM di Hati Penggunanya

Bagi banyak orang, BBM lebih dari sekadar aplikasi chat. Ia adalah bagian dari kenangan masa remaja, dari broadcast jokes hingga DP galau. Suatu masa ketika “ping!!!” bisa jadi tanda cinta, rindu, atau sekadar iseng mengingatkan teman yang tak balas pesan.

Kini, meski telah tergantikan oleh aplikasi lain, BBM tetap hidup dalam nostalgia. Jejaknya jelas: setiap fitur “read receipt”, “group chat”, hingga sistem enkripsi modern — semuanya berakar dari inovasi yang dulu dimulai oleh BlackBerry Messenger.