Education

Kenapa Profesi Petani Masih Kurang Dihargai di Indonesia

Fajar - Monday, 10 November 2025 | 01:00 PM

Background
Kenapa Profesi Petani Masih Kurang Dihargai di Indonesia

Gudnus - Di negara agraris seperti Indonesia, seharusnya petani menempati posisi terhormat. Mereka adalah sumber utama ketahanan pangan nasional, penopang ekonomi desa, dan penjaga keseimbangan alam. Namun faktanya, profesi petani masih sering dianggap rendah. Banyak generasi muda enggan meneruskan pekerjaan orang tuanya di sektor pertanian, dan sebagian besar masyarakat memandang pekerjaan ini tidak menjanjikan.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada beberapa faktor yang membuat profesi petani masih belum mendapat penghargaan yang layak di tanah air.

Pandangan Sosial yang Sudah Mengakar

Salah satu penyebab utama adalah persepsi sosial yang sudah terbentuk sejak lama. Dalam budaya modern, profesi sering dinilai dari pendapatan dan gengsi. Akibatnya, pekerjaan yang berhubungan dengan tanah dan lumpur dianggap tidak “keren”.

Dr. Dian Rahmawati, sosiolog pedesaan dari Universitas Gadjah Mada, menjelaskan bahwa persepsi ini lahir dari ketimpangan ekonomi yang lama. “Petani sering dianggap miskin karena hasil kerjanya tidak sebanding dengan jerih payahnya. Pandangan ini menurun dari generasi ke generasi dan sulit diubah tanpa transformasi struktural,” ujarnya.

Selama masyarakat masih mengukur kesuksesan dari citra dan gaya hidup perkotaan, profesi petani akan terus terpinggirkan dari penghargaan sosial.

Ketidakstabilan Harga dan Pendapatan

Petani menghadapi risiko besar setiap musim. Hasil panen yang melimpah tidak selalu berarti keuntungan, karena harga komoditas sering turun saat produksi tinggi. Di sisi lain, biaya pupuk, bibit, dan tenaga kerja justru terus meningkat.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pendapatan petani pada 2024 hanya naik sekitar 2,3 persen, jauh di bawah pertumbuhan sektor industri. Banyak petani bahkan tidak memiliki lahan sendiri dan hanya menjadi buruh tani dengan penghasilan harian.

Kondisi ini membuat profesi petani tidak memberikan jaminan ekonomi yang stabil, sehingga sulit menarik minat generasi muda.

Kurangnya Akses Teknologi dan Edukasi

Sektor pertanian Indonesia masih tertinggal dalam penerapan teknologi modern. Banyak petani bekerja dengan metode tradisional yang kurang efisien dan bergantung pada kondisi cuaca.

Padahal, di beberapa negara seperti Jepang atau Belanda, pertanian sudah menjadi industri maju yang berbasis teknologi dan data. Modernisasi membuat profesi petani di sana dipandang bergengsi, bahkan diminati kaum muda.

Indonesia masih kekurangan program pelatihan berbasis inovasi pertanian. Minimnya akses terhadap informasi dan teknologi menyebabkan petani sulit berkembang dan tertinggal dalam rantai ekonomi yang semakin kompetitif.

Minimnya Perlindungan dan Kebijakan Berpihak

Masalah lain yang sering dihadapi petani adalah kurangnya perlindungan dari kebijakan pemerintah. Harga jual hasil tani sering tidak dikontrol secara adil, sementara tengkulak dan rantai distribusi panjang memotong keuntungan di tingkat petani.

Pakar ekonomi pertanian IPB, Prof. Dwi Soetanto, menilai bahwa “petani di Indonesia belum ditempatkan sebagai subjek utama pembangunan pertanian.” Ia menekankan pentingnya regulasi yang lebih berpihak, seperti jaminan harga dasar, subsidi alat modern, serta akses pasar digital yang transparan.

Tanpa kebijakan yang berpihak, petani akan terus berada di posisi lemah dalam sistem ekonomi nasional.

Mengembalikan Martabat Petani

Meningkatkan penghargaan terhadap petani bukan hanya soal citra, tetapi juga keadilan sosial. Masyarakat bisa berperan dengan lebih menghargai produk lokal, tidak menawar harga berlebihan kepada petani kecil, serta mendukung program pertanian berkelanjutan.

Pemerintah juga perlu memperkuat sistem edukasi pertanian modern agar generasi muda melihat profesi ini sebagai peluang, bukan beban. Petani seharusnya dilihat sebagai penjaga kehidupan -- bukan pekerjaan rendahan.

Kita mungkin tidak semua bisa bertani, tetapi tanpa petani, tidak ada kehidupan yang bisa bertahan lama. Menghormati mereka berarti menghormati sumber kehidupan itu sendiri.