Cara Menentukan Harga Jual Makanan agar Untung dan Tetap Kompetitif
Fajar - Friday, 31 October 2025 | 01:52 PM


Gudnus - Menentukan harga jual makanan adalah langkah penting dalam membangun usaha kuliner. Banyak pemilik usaha yang menetapkan harga berdasarkan “perkiraan”, sehingga margin keuntungan tidak terkontrol dan sulit bersaing.
Pada kenyataannya, penetapan harga membutuhkan perhitungan yang matang, mulai dari modal bahan baku, biaya operasional, hingga strategi pemasaran. Artikel ini membahas cara menentukan harga makanan dengan tepat agar usaha kamu berjalan stabil dan terus berkembang.
Kenapa Penetapan Harga Sangat Penting
Harga jual bukan sekadar angka. Di baliknya terdapat faktor yang menentukan kelangsungan bisnis:
- Menjaga keuntungan yang sehat
- Menutup biaya operasional
- Bersaing dengan kompetitor
- Menentukan kualitas produk
- Membangun persepsi pelanggan
Dengan harga yang sesuai, kamu bisa memastikan bahwa usaha berjalan stabil tanpa mengorbankan mutu makanan.
1. Hitung Modal Bahan Baku Secara Detail
Langkah pertama adalah mengetahui berapa biaya yang kamu keluarkan untuk membuat satu porsi makanan. Hitung bahan baku secara rinci, misalnya:
- Berapa gram tepung
- Berapa sendok gula
- Berapa ml minyak
- Berapa biaya bumbu per porsi
Contoh sederhana:
Jika membuat 10 porsi ayam goreng membutuhkan modal bahan Rp120.000, berarti biaya bahan baku per porsi adalah Rp12.000.
Catatan: selalu lakukan pembaruan harga bahan baku karena harga pasar bisa berubah sewaktu-waktu.
2. Tambahkan Biaya Operasional
Biaya ini sering dilupakan padahal memiliki pengaruh besar pada harga jual.
Beberapa contoh biaya operasional:
- Gas atau listrik
- Sewa tempat
- Kemasan
- Transportasi
- Gaji karyawan
- Peralatan dapur (penyusutan)
Misalnya biaya operasional harian kamu Rp60.000 dan menghasilkan 20 porsi makanan. Maka beban operasional per porsi adalah Rp3.000.
3. Tentukan Margin Keuntungan yang Wajar
Margin keuntungan yang umum dipakai oleh usaha kuliner kecil hingga menengah adalah 30 hingga 50 persen.
Formula sederhana:
Harga pokok produksi per porsi + margin keuntungan.
Jika biaya per porsi adalah Rp15.000 dan margin yang diinginkan 40 persen:
Margin = 40 persen x Rp15.000 = Rp6.000
Harga jual = Rp15.000 + Rp6.000 = Rp21.000
Dengan demikian kamu bisa menentukan harga yang tetap masuk akal namun tetap menguntungkan.
4. Terapkan Rumus Markup Kuliner
Ada rumus yang sering digunakan dalam bisnis makanan:
Harga jual = Harga pokok produksi x 2 hingga 3 kali
Metode ini cocok untuk makanan dengan biaya produksi rendah namun proses pengerjaan tinggi, seperti jajanan, makanan rumahan, atau kuliner kaki lima.
Namun metode ini tetap perlu disesuaikan dengan:
- Lokasi usaha
- Target pembeli
- Daya beli sekitar
Jangan sampai markup terlalu tinggi dan membuat pelanggan enggan mencoba.
5. Analisis Harga Kompetitor
Untuk menentukan harga yang kompetitif, lakukan survei kecil pada usaha sejenis:
- Berapa harga yang mereka tawarkan
- Apa yang membuat harga mereka lebih mahal atau lebih murah
- Ukuran porsi dan bahan yang digunakan
Dengan memahami pasar sekitar, kamu bisa menempatkan harga di posisi yang tepat. Tidak harus termurah, yang penting masuk akal dan sebanding dengan kualitas yang kamu berikan.
6. Sesuaikan dengan Target Pasar
Target pasar menentukan seberapa tinggi atau rendah harga yang bisa diterapkan.
Contohnya:
- Konsumen pelajar biasanya sensitif terhadap harga
- Area perkantoran cocok untuk harga sedikit lebih tinggi
- Konsumen keluarga mencari porsi besar dan harga hemat
- Pecinta kuliner premium fokus pada kualitas bahan
Pastikan harga sesuai dengan siapa yang kamu layani.
7. Hitung Kemasan dan Layanan Tambahan
Pada bisnis kuliner modern, kemasan memengaruhi biaya dan citra produk. Kemasan lebih tebal atau ramah lingkungan mungkin lebih mahal, tetapi bisa meningkatkan kepercayaan pelanggan.
Jika kamu menggunakan layanan antar, pertimbangkan juga:
- Biaya transport
- Biaya admin aplikasi ojek online
- Potongan promosi
Semua faktor ini harus dihitung agar margin tetap aman.
8. Lakukan Penyesuaian Harga Secara Berkala
Bisnis yang baik selalu mengikuti perkembangan harga bahan baku. Jika harga telur atau minyak naik tajam, lakukan penyesuaian bertahap. Hindari menaikkan harga terlalu tinggi dalam satu waktu agar tidak mengejutkan pelanggan.
Komunikasikan perubahan harga dengan baik, misalnya melalui poster kecil atau pesan pada pelanggan loyal.
Kesimpulan
Menentukan harga jual makanan membutuhkan perhitungan cermat dan strategi yang tepat. Dengan menghitung bahan baku, biaya operasional, serta margin keuntungan secara detail, kamu bisa menetapkan harga yang adil bagi pelanggan dan menguntungkan bagi bisnis.
Intinya, harga yang baik adalah harga yang:
- Menutup semua biaya
- Memberi keuntungan sehat
- Bersaing di pasar
- Tidak mengorbankan kualitas
Dengan pendekatan ini, usaha kuliner kamu bisa bertahan dan berkembang secara berkelanjutan.
Next News

Kamis 27 Nov 2025: Kopi Hangat & IHSG Berdebar.
9 days ago

Bintang Baru Perbankan, Superbank Siap Go Public!
11 days ago

Dari Sekadar 'Ajak Teman' Jadi Ikutan Punya Saham: Superbank Bikin Investasi Nggak Melulu Soal Duit Gedhe
11 days ago

Superbank Siap Gegerkan Bursa: Berapa Sih Saham yang Bakal Dilepas ke Publik?
11 days ago

PT Abadi Lestari Indonesia: Kisah di Balik Kilauan Sarang Burung Walet yang Bikin Geleng-Geleng Kepala
12 days ago

Pentingnya Hak Kekayaan Intelektual bagi Pelaku UMKM: Melindungi Produk, Citra, dan Keberlanjutan Usaha
16 days ago

Cara Melindungi Logo dan Identitas Brand: Panduan Lengkap untuk Pemilik Bisnis
16 days ago

Perbedaan Paten, Merek, dan Hak Cipta: Penjelasan Lengkap untuk Pemilik Karya dan Usaha
17 days ago

Cara Mendaftarkan Hak Cipta Secara Online: Panduan Praktis untuk Kreator dan Pelaku Usaha
17 days ago

Daftar Hak Kekayaan Intelektual: Jenis, Contoh, dan Manfaat Perlindungannya
17 days ago




