Bisnis & Investasi

Superbank Siap Gegerkan Bursa: Berapa Sih Saham yang Bakal Dilepas ke Publik?

Fajar - Tuesday, 25 November 2025 | 02:30 PM

Background
Superbank Siap Gegerkan Bursa: Berapa Sih Saham yang Bakal Dilepas ke Publik?
Komposisi pemegang saham di Superbank (Dok. superbank.id/)

Gudnus - Akhir-akhir ini, jagat finansial di Indonesia lagi heboh dengan satu nama yang sering disebut-sebut bikin penasaran banyak orang, terutama para investor maupun yang cuma kepo-kepoan aja: Superbank. Ya, bank digital yang digadang-gadang bakal jadi kuda hitam di industri perbankan ini memang nggak berhenti bikin omongan. Apalagi, setelah kabar santer kalau mereka siap melantai di bursa saham lewat IPO alias *Initial Public Offering*. Ini bukan sekadar jualan saham biasa, tapi semacam deklarasi bahwa mereka siap bertarung di ring yang lebih besar, dengan ambisi yang nggak main-main. Mari kita bahas tuntas, Bro dan Sis, apa sih Superbank ini sebenarnya dan berapa banyak "kue" saham yang bakal mereka lepas ke publik? Biar kita nggak ketinggalan kereta informasi yang ngebut ini.

Superbank: Bukan Kaleng-Kaleng Punya Siapa?

Buat yang mungkin belum terlalu familiar, Superbank ini bukan bank digital abal-abal yang muncul tiba-tiba tanpa dukungan. Justru sebaliknya, bank ini disokong oleh konsorsium raksasa yang bikin kepala geleng-geleng. Ada Emtek Group, sang empunya media massa gede seperti SCTV dan Indosiar, yang juga punya ekosistem digital kuat. Lalu ada Grab, raksasa transportasi dan layanan digital di Asia Tenggara, yang basis penggunanya segambreng. Nggak cuma itu, Singtel, perusahaan telekomunikasi multinasional yang juga punya jari di mana-mana, ikut nimbrung jadi investor strategis. Bayangin, kan, gabungan kekuatan ini? Rasanya baru kemarin kita kenal Bank Fama Internasional, eh, tahu-tahu berubah jadi Superbank dengan dukungan yang super power. Transformasi ini, tentu saja, membawa angin segar dan ekspektasi tinggi. Dengan dukungan ekosistem yang luar biasa luas, mulai dari media, *e-commerce*, sampai layanan harian. Superbank punya potensi untuk menjangkau jutaan pengguna yang sebelumnya mungkin belum terjamah layanan perbankan digital secara optimal. Mereka datang dengan janji untuk mendemokratisasi akses keuangan, mempermudah transaksi, dan memberikan layanan perbankan yang lebih inklusif. Tujuannya jelas, bikin pengalaman perbankan jadi lebih simpel, cepat, dan pastinya efisien buat semua orang, dari tukang ojek sampai juragan online shop. Nah, untuk mewujudkan ambisi segede gajah ini, tentu butuh amunisi yang nggak sedikit. Dan salah satu cara paling efektif untuk mengumpulkan modal segar ya lewat IPO ini.

Detail IPO dan Porsi Saham untuk Publik: Bikin Dag-Dig-Dug!

Ini dia bagian yang paling bikin deg-degan dan jadi perbincangan hangat di mana-mana: berapa sih porsi kue yang bakal dibagi ke publik? Berapa banyak saham yang siap mereka lepas agar kita, para investor ritel maupun institusi, bisa ikut mencicipi 'potensi' cuan mereka? Kabarnya, Superbank berencana melepas sekitar 15-20% dari total saham mereka ke publik melalui penawaran perdana ini. Angka ini, meski terdengar nggak sampai mayoritas, sejatinya sudah cukup signifikan, lho. Kalau dihitung-hitung, dengan valuasi yang diprediksi bisa mencapai triliunan rupiah, mengingat jejak rekam dan deretan investor kakap di belakangnya, 15-20% itu bukan angka receh, Bro dan Sis. Ini jumlah duit yang bisa bikin kita geleng-geleng kepala dan jadi rebutan banyak pihak. Kenapa persentase ini penting? Pertama, porsi saham yang dilepas ke publik ini menentukan seberapa besar 'kepemilikan' masyarakat umum terhadap Superbank. Ini berarti likuiditas saham di pasar sekunder nanti akan cukup ramai. Semakin banyak saham yang beredar, semakin mudah investor untuk membeli atau menjualnya tanpa terlalu banyak mengganggu harga. Ini kabar baik buat investor yang nggak suka saham 'nyangkut'. Kedua, meskipun Superbank melepas porsi yang lumayan, para pemegang saham utama seperti Emtek, Grab, dan Singtel tetap akan mempertahankan kendali mayoritas. Ini penting untuk stabilitas perusahaan dan keberlanjutan visi jangka panjang mereka, sekaligus memberi sinyal positif kepada investor bahwa ada 'nahkoda' yang kuat dan berkomitmen penuh. Jadi, nggak perlu khawatir bakal ada gonjang-ganjing kepemilikan mendadak. Ketiga, jumlah saham yang dilepas ini juga akan mencerminkan strategi pendanaan Superbank. Dengan mengumpulkan dana segar dari IPO, mereka punya modal ekstra untuk ekspansi, pengembangan teknologi, akuisisi pelanggan baru, dan tentu saja, memperkuat fondasi operasionalnya. Ini berarti mereka siap untuk 'tancap gas' lebih kencang lagi di pasar perbankan digital yang makin kompetitif.

Siapa yang Diuntungkan dari IPO Superbank Ini?

Jelas, yang pertama diuntungkan adalah Superbank sendiri. Mereka dapat modal jumbo untuk akselerasi bisnis dan mewujudkan ambisi sebagai pemain kunci di ranah digital banking. Selain itu, status sebagai perusahaan terbuka juga meningkatkan kredibilitas dan transparansi di mata publik dan regulator. Kemudian, tentu saja para investor. Bagi para investor, baik yang sudah lama bergelut di pasar modal maupun yang baru mau coba-coba, kabar ini tentu jadi angin segar. Bayangin, ada peluang untuk ikut punya sepotong kecil dari bank digital yang didukung oleh raksasa teknologi dan media. Siapa yang nggak ngiler? Saham IPO dari perusahaan-perusahaan dengan fundamental kuat dan prospek cerah memang seringkali jadi *hot item* di bursa. Potensi kenaikan nilai saham pasca-IPO bisa jadi daya tarik utama, apalagi kalau perusahaan bisa menunjukkan performa yang konsisten. Nggak ketinggalan, masyarakat umum dan ekosistem digital secara keseluruhan. Dengan semakin kuatnya Superbank, kompetisi di industri perbankan digital akan makin ketat. Ini bisa mendorong inovasi lebih lanjut, layanan yang lebih baik, dan harga yang lebih kompetitif dari para pesaing. Jadi, ujung-ujungnya kita semua yang menikmati layanan perbankan yang makin canggih dan mudah.

Tantangan dan Masa Depan Superbank di Bursa

Tapi ya gitu, setiap peluang pasti ada tantangannya. Pasar saham itu kayak *roller coaster*, bisa naik tinggi, bisa juga meluncur deras. Bank digital, meskipun menjanjikan, juga menghadapi persaingan yang ketat dari bank-bank konvensional yang mulai 'melek' digital, maupun sesama pemain bank digital lain. Mereka harus adu strategi, adu inovasi, dan adu kecepatan untuk merebut hati dan dompet konsumen. Meskipun didukung nama-nama besar, Superbank tetap harus membuktikan diri bahwa mereka bisa tumbuh secara berkelanjutan dan menghasilkan keuntungan yang solid. Bukan cuma bakar duit untuk akuisisi pengguna, tapi juga menciptakan model bisnis yang sehat dan *profitable* dalam jangka panjang. Investor di bursa saham sangat memperhatikan performa keuangan, jadi mereka harus siap dengan segala scrutiny yang ada. Menurutku sih, ini langkah cerdas dari Superbank untuk melantai di bursa. Dengan melepas sebagian saham ke publik, mereka tidak hanya mengumpulkan dana, tapi juga membuka pintu bagi partisipasi masyarakat luas dalam perjalanan pertumbuhan mereka. Ini juga sinyal bahwa mereka serius dan siap untuk 'naik kelas'. Jadi, buat yang lagi mantau pergerakan saham dan tertarik dengan sektor teknologi finansial, IPO Superbank ini jelas patut masuk dalam daftar pantauan. Tapi ingat, investasi itu selalu ada risikonya. Jangan cuma ikut-ikutan FOMO alias *Fear of Missing Out*. Lakukan riset yang mendalam, pahami prospek bisnisnya, dan sesuaikan dengan profil risiko kalian masing-masing. Semoga cuan!