Lifestyle

Kenapa Anak Muda Mulai Tertarik Kembali ke Museum

Fajar - Sunday, 12 October 2025 | 08:18 AM

Background
Kenapa Anak Muda Mulai Tertarik Kembali ke Museum

Gudnus - Dulu, museum sering dianggap tempat yang kaku dan membosankan. Rak kaca, benda kuno, dan tulisan panjang di papan informasi terasa jauh dari dunia anak muda yang serba cepat dan visual. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, ada perubahan besar yang pelan-pelan mengubah citra museum. Kini museum tampil lebih interaktif, penuh warna, dan bahkan jadi spot estetik untuk berburu konten.

Museum mulai mengadaptasi gaya komunikasi yang lebih dekat dengan generasi muda—menggunakan media sosial, menyelenggarakan pameran tematik, dan menghadirkan ruang yang bisa “dihidupkan” oleh pengunjung. Tak lagi hanya menyimpan artefak, tapi juga pengalaman.

Konten Visual dan Estetika Jadi Daya Tarik

Bagi anak muda masa kini, visual memegang peran penting. Desain interior yang instagramable, pencahayaan artistik, hingga instalasi digital membuat museum bukan hanya tempat belajar sejarah, tapi juga arena eksplorasi kreatif.

Beberapa museum bahkan menyediakan area khusus untuk foto, menciptakan tren baru di media sosial. Pengunjung datang bukan sekadar untuk “melihat benda lama”, melainkan untuk “merasakan cerita masa lalu” lewat pengalaman visual dan digital yang imersif.

Museum Kini Lebih Ramah dan Relevan

Generasi muda menyukai hal-hal yang relevan dengan kehidupan mereka. Museum pun mulai menyajikan narasi yang lebih dekat—tentang isu lingkungan, budaya pop, dan perjalanan kota. Misalnya, pameran bertema “Bandung Tempo Kini” atau “Jakarta dalam Poster Lama” menjadi cara baru untuk mengaitkan masa lalu dengan konteks masa kini.

Selain itu, banyak museum kini menggandeng komunitas kreatif untuk menggelar acara musik, workshop, atau tur malam yang membuat pengalaman museum terasa hidup dan segar.

Menumbuhkan Rasa Memiliki Budaya

Kebangkitan minat anak muda pada museum juga menunjukkan hal penting: ada keinginan untuk kembali memahami akar budaya. Di tengah arus globalisasi dan dunia digital yang serba cepat, museum menjadi tempat refleksi—ruang untuk mengenal jati diri melalui sejarah, seni, dan warisan lokal.

Dengan pendekatan yang lebih humanis dan modern, museum kini bukan sekadar tempat penyimpanan benda, melainkan ruang untuk merayakan keberagaman dan perjalanan bangsa.

Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kompas, dan akun media sosial museum lokal di Bandung & Jakarta.